Sabtu, 18 Oktober 2014

Hal kecil yang berharga



Beberapa hari yang lalu saya mendapatkan sebuah pencerahan hidup tentang betapa berharganya hal-hal kecil yang sebelumnya sering dianggap remeh.


Sejak dulu saya tahu kalau uang receh kalau dikumpulkan dalam jumlah banyak maka nominalnya juga bisa jadi lumayan. Maka saya selalu meletakkan uang receh sisa kembalian ini itu dalam sebuah kantong plastik. Tapi biasanya hanya selesai sampai di situ. Saat saya rasa jumlahnya sudah lumayan banyak, biasanya saya akan tukarkan menjadi uang kertas, kadang 50 ribu, di lain waktu bisa 70 ribu.

Nah, untuk kasus yang terakhir ini saya mengumpulkan uang receh itu lumayan lama dan tidak pernah saya bongkar, sampailah pada saat yang benar-benar mendesak. Saat itu ada seorang ibu yang bermaksud untuk meminjam uang untuk hari itu juga, padahal saya sedang tidak ada uang. Tapi keadaannya saat itu benar-benar penting. Saya hampir tidak punya solusi sampai akhirnya dengan tidak percaya diri saya coba tawarkan simpanan uang receh saya tadi. Saya tidak tahu jumlahnya berapa, tapi mungkin bisa sedikit membantu si ibu.

Singkat cerita si ibu menghitung uang itu dan jumlahnya sekitar 260 ribu. Saya sempat heran mendengarnya. Karena saya berfikir mungkin jumlahnya hanya sekitar 100 ribuan saja.

Dari situlah saya mengambil pelajaran bahwa kita seharusnya menghargai hal-hal kecil. Karena justru dari uang receh itulah saya bisa membantu orang lain. Uang receh yang seringkali kurang kita hargai.

Rabu, 08 Oktober 2014

Sate Kelinci


Idul Adha tentunya identik dengan acara nyate bareng. Nah berhubung tidak semua orang berhak mendapatkan jatah daging kurban ( salah satunya saya sendiri ), akhirnya saya berinisiatif untuk menyembelih satu ekor kelinci peliharaan saya. Usianya sekitar 4-5 bulan. Ini adalah pertama kalinya saya menyembelih kelinci sendiri. Untuk mencari tahu tata cara menyembelih kelinci, saya riset di youtube. Di sana banyak sekali video tutorial yang sangat bermanfaat, dari mulai menyembelih sampai cara memasaknya. Akhirnya saya memberanikan diri untuk menyembelih kelinci itu dengan bantuan teman yang bertugas memegangi kaki kelinci supaya tidak berontak. 

Singkat cerita akhirnya kami berhasil membuat sate kelinci yang ternyata sangat enak. FYI, daging kelinci ternyata tidak berbau amis/anyir seperti daging sapi. Bahkan tidak berbau khas menyengat seperti daging kambing. Kami cenderung tidak menemukan bau aneh pada daging kelinci itu. Satu lagi yang menakjubkan bagi saya adalah rasa daging kelinci yang manis dan teksturnya lembut. Hmmmm. 

Bahan-bahan yang saya gunakan dalam mengolah sate kelinci sangat sederhana, antara lain :

Kecap manis
Bawang merah
Bawang putih
Cabai rawit
Margarin yang sudah dicairkan
Garam dan perasan jeruk nipis untuk marinasi daging
Sate kelinci benar-benar membuat ketagihan.