Rabu, 16 Juli 2014

Urban Farming dan Urban Homesteading


Urban Farming dan Urban Homesteading sekarang makin marak, bertanam di tempat terbatas, entah itu menggunakan pollybag, pot, atau juga raised bed. Berawal dari kegelisahan banyak orang atas apa yang mereka konsumsi, karena semakin lama semakin banyak makanan terutama sayuran dan buah-buahan yang terkontaminasi dengan Pestisida. Belum lagi makanan yang berlabel GMO = Genetically Modified Organisms yang makin meluas di dunia ini. Atas dasar peningkatan produksi pangan, GMO pun dihalalkan. Sebenarnya apa itu GMO dan mengapa begitu banyak gerakan yang melawannya ?

GMO ( Genetically Modified Organisms ) adalah proses penciptaan bibit unggul dengan menggunakan rekayasa genetik.

Awalnya kita melihat tidak ada yang salah dengan itu, tetapi tanpa disadari, dalam jangka panjang penciptaan bibit unggul dapat merusak ekosistem. Karena ketika ada tanaman yang mampu bertahan terhadap serangan hama, maka bencana itu sudah dimulai saat itu juga. 

Hama memiliki predator alami yaitu burung, kepik dan lain sebagainya, ketika predator tidak menemukan sumber makanan yang cukup maka secara perlahan mereka akan punah, lalu yang terjadi adalah adanya perubahan ekosistem. Ada juga beberapa rekayasa genetik yang menyebabkan peningkatan produksi pangan, tapi dalam prosesnya diperlukan berkali-kali lipat penggunaan Pestisida. Seperti yang Anda ketahui, Pestisida adalah racun yang akan selalu mengendap di dalam tubuh kita.

Nah, atas dasar kepedulian terhadap apa yang kita makan inilah yang menjadi dasar menjamurnya gerakan-gerakan Urban Farming dan Urban Homesteading. 

Berikut ini beberapa jenis tanaman yang mudah kita tanam sendiri :

1. Kangkung
2. Bayam
3. Cabai
4. Bawang Merah
5. Kacang Panjang
6. Kecipir
7. Sawi / Cai Sim
8. Pare
9. Pepaya
10. Singkong
dll

Jangan lupa untuk menghindari pupuk kimia atau pupuk buatan, cukup gunakan pupuk kandang atau kompos. 

Sekecil apapun upaya kita untuk menjaga alam pasti akan memberikan dampak yang positif bagi kita sendiri.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar